Sambutan Kyai Abdullah Sami Mengenai Pesantren Rakyat Malang

LPMI-Rabu sore pukul 15;00- 16;35 WIB. Acara silaturahmi duduk bersama dalam rangka Rihlah ilmiah Mahasiswa Fakultas Tarbiyah di pesantren rakyat telah diselenggarakan dengan sedemikian rupa dalam satu tongkrongan bersama Pengasuhnya, ahlul baitnya, santri-santrinya maupun para Asatidz yang berpartisipasi dalam tongkrongan yang digelar di masjid pesantren rakyat tersebut.

               Dalam sambutannya Kyai Abdullah Sami memaparkan bahwa Pesantren Rakyat ialah pesantren yang aktifitas dan kurikulumnya ala rakyat, pakaiannya ala rakyat, yang mengajar rakyat, bercocok tanam sayur-sayuran juga oleh rakyat. Pengajar baris-berbaris langsung dari pensiunan perwira yaitu jedral, hansip dan dandim. Untuk belajar perahu atau listrik banyak tukang listrik juga disini, jadi kurikulumnya ala rakyat, mau ngaji ada, mau belajar silat ada, qori’ kitab, Al-quran, bahasa inggris, bahasa arab, dan lain sebagainya juga disediakan.

               Pesantren rakyat ini murah tapi yang diharapkan kualitasnya santri tidaklah murah, serta pesantren ini memiliki jargon yaitu ”Kita yang belajar, kita yang mengajar, dan kita yang memberi gelar. Pesantren ini juga merakyat dan bermartabat. bahkan Alhamdulillah kami sangat bersyukur guru yang lulusan S2 disini hampir 15 orang.

               Pesantren rakyat ini dimulai dari semangat saya sendiri yang memang dulu anak jalanan, anak terlantar, anak putus sekolah, anaknya orang termiskin di kampung tidak punya tanah sama sekali. tapi dengan tekad yang kuat demi berdirinya pesantren rakyat ini, tentu tujuan kami untuk melahirkan pakar-pakar kitab kuning, pakar bahasa dan lain sebagainya yang nanti saya data dan saya kirim ke Universitas di seluruh dunia, termasuk Universitas Ibrahimy.

               Dari keluarga miskin itulah saya terpanggil, kenapa di malang ini pondok pesantren maupun sekolah, kampus, dan institusi lain sebagainya itu masuknya dan uang perbulannya itu mahal. Bahkan yang paling termurah masuk pondok pesantren di malang ini sekitar 7 juta. Maka dari itu kami termotivasi untuk membuat pesantren gratis namun berkualitas, yaitu pesantren rakyat. ”Pungkasnya.

Ah-san/Reporter

Mungkin tertarik untuk mengenal lebih jauh

Baca Juga Berita ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *